Sunday, February 19, 2006
Loosing Cultural Identity.
Ema' [Gramma] and Engkong [Grammpa/kakek] said that they felt extremely abandoned when government in Soeharto's era forbid any forms of chinese cultures, they had to changed her name, they might not celebrate Xin Cia, they might not use their own language and writings etc, yang jelas semua yang berbau kecinaan - haram hukumnya.

Engkong dan Ema gue emang nggak pernah sekolah tinggi, mereka adalah orang-orang polos, eventought they felt so abandoned, but they did believe, those things were for society's sake. Bahwa orang Cina harus berbaur dengan orang Indonesia, harus homogen - ngga boleh nunjukkin perbedaannya, menjadi orang Indonesia.

Tapi Ema dan Engkong gue itu Cina. Sama seperti orang Batak, Jawa, Aceh yang mencintai kebudayaannya sendiri, mereka juga --- maka, diluaran, mereka benar-benar mengeliminasi semua yang berbau-bau Cina, atas nama menurut dengan peraturan yang mereka percaya baik untuk keadaan negara.

Tapi untuk urusan internal keluarga, kecinaan masih dipake, bahasa, panggilan, tulisan, dan mereka masih juga ngerayain Xin Cia diem-diem, secara religius, walau di KTP mereka tertulis Katolik.

Gue sendiri, lahir dari generasi ke-dua setelah Engkong Ema gue. Gue udah nggak kenal dengan segala bentuk kecinaan gue. Nama gue udah Indonesia [eh, nama bule ding, Bianca gitu.. heheh], gue ga tau bahasa dan aksara Cina. I don't even celebrate Xin Cia religiously.

Dan gue nggak ngerasa kehilangan budaya-budaya moyang gue itu. Lah mo gimana lagi, emang nggak kenal kok...Gue lebih kenal dengan budaya Jawa tempat gue dibesarin, gue berbicara seperti anak muda-anak muda Indonesia lainnya, gue nari Bali dan seterusnya-dan seterusnya.

Referring to the purpose of Chinese culture's elimination, I do think, I am 100% Indonesian. Program mereka berhasil , bahkan I'm going to get married with an Indonesian guy (kalo gini judulnya,jadi 100 lebih % dong, kan gue gak idup ekslusif kawin-mawin sesama Cina? hehehe)

BUT..

Why do all people still call me Chinese? Masih banyak orang yang nggak memperlakukan gue sebagai orang Indonesia. Gue jadi berasa kehilangan jati diri, Cina buka, Indonesia bukan.

BTW, gue sengaja pake nama CINA, bukan TIONGHOA. Walopun temen-temen gue bilang kata 'Cina' itu kasar, but I get used to it. So what?

Well, just a contemplation during my insomnia tonight. :D

HAPPY LUNAR NEW YEAR!
Gong Xi Fa Cai.
 
posted by biyan at 10:28 AM | Permalink | 1 comments